Padang, 30 September 2009 (Part 2)

....Sambungan

Setelah guncangan yang besar itu mengakibatkan semua fasilitas mati, lampu dan air dua objek penting dalam kehidupan hilang seketika, belum lagi komunikasi yang terputus dengan dunia luar.
Kami semua mengira hal tersebut akan terjadi hanya sementara namun sembilan hari kemudian kami baru dapat kembali merasakan fasilitas listrik, sementara hingga postingan ini ditulis air yang biasanya mudah kami dapatkan kini masih belum hidup sehingga kami kesulitan mencari air kesana kemari.
Tapi walaupun keadaan begitu masih terucap kata syukur dari mulut setiap orang yang aku tanyai tentang keadaan yang menimpa kami ini.Karena setelah dilihat ternyata daerah disekitar tempat tinggalku masih dalam keadaan yang baik, tidak seperti didaerah lain yang mengalami banyak kerusakan dan orang2 terpaksa mengungsi dan tidur di tenda2 pengungsian, dibandingkan dengan kami yang masih bisa tidur didalam rumah yang masih kokoh berdiri.
Malam pertama kami lalui dengan rasa cemas, mata pun tak bisa terpejam sempurna dipikiran kami masih terpikirkan akan gempa dan badan pun masih terasa bergoyang seakan trauma gempa.
Keesokan paginya aku pergi berjalan keluar komplek rumah, melihat keadaan sekitar kota padang dan "Astaghfirullah...!!!" sontak terkejut tak percaya akan apa yang ku lihat, luluh lantak mungkin itu kata yang pas untuk menggambarkan keadaan kota saat itu.
Mungkin inilah sejarah bencana terdahsyat yang pernah dicatat kota padang kota tercinta.Terselip doa diantara rasa terkejut untuk para korban yang berjatuhan, seiring mengingat kebesaran Tuhan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

aku juga mempunyai sahabat yang sedang kuliah disana, ketika aku mendengar berita gempa itu. aku panik bgt, khawatir dgn keadaan sahabatku itu. tapi sukurlah walaupun rumahnya hancur tidak bisa ditempati lagi tapi sahabatku masih bisa selamat.. Alhamdulillah kalo di daerah rumah kamu baik2 saja.. Semoga Padang cepat pulih dan bangkit kembali.. Amin..